Bolehkah anakan kelinci setelah lahir kita pegang? Hal ini mungkin masih menjadi hal yang tabu bagi kalangan peternak. Banyak orang yang berpendapat bahwa kelinci setelah melahirkan tidak boleh diganggu apalagi dipegang anaknya karena khawatir tidak akan disusui atau bahkan yang paling berbahaya indukan akan memangsa anaknya sendiri. Setega itukah indukan kelinci terhadap anaknya? Jawabannya adalah mitos belaka.
Pada awal memelihara kelinci, kami tidak berani memegang anak kelinci yang baru saja lahir karena mitos tersebut. Akan tetapi, kami mendapati setelah beberapa hari kotak beranak (nest box) yang digunakan untuk tempat beranak kelinci timbul bau yang tidak sedap, seperti bau bangkai. Kami penasaran dan memberanikan diri untuk mengambil kotak beranak tersebut untuk memastikan sumber bau tidak sedap tersebut. Setelah disibak dari bulu-bulu induk yang digunakan untuk sarang, ternyata di dalamnya terdapat anakan kelinci yang mati hingga membusuk. Ada juga kaki dari anakan kelinci yang terlilit bulu yang menggumpal akibat pembusukan kelinci mati di dalam kotak. Terpaksa, kami mengambil anak kelinci tersebut dengan berbagai resikonya untuk dibersihkan dari jeratan bulu yang mengganggunya. Ibarat pisau bermata dua: kalau kelinci ini kami pegang takut dimakan atau tidak disusui induknya, akan tetapi kalau tidak dibersihkan dari jeratan bulu kelinci tersebut tidak dapat bergerak dan akan mati juga.
Setelah kami bersihkan dari jeratan bulu, anak kelinci tersebut kami letakkan kembali ke dalam sarang bersama saudara-saudaranya. Kami amati setiap hari, ternyata induk tetap mau menyusuinya. Induk juga tidak memakan anaknya seperti yang orang sampaikan kepada kami.
Pada kelahiran selanjutnya, kami juga selalu memantau anakan kelinci yang baru lahir untuk memastikan anakan dalam kondisi normal dan baik-baik saja. Toh ternyata aman-aman saja. Hal ini berarti, opini memegang anak kelinci yang baru lahir mengakibatkan anakan kelinci dimakan atau tidak disusui induknya tersebut hanyalah MITOS.
Manfaat dari memantau anakan yang baru lahir adalah memastikan tidak ada sisa-sisa proses melahirkan induk untuk dibersihkan, sehingga menyebabkan pembusukan di dalam kotak beranak. Jika terjadi pembusukan sisa-sisa induk melahirkan tersebut tentunya akan menimbulkan dampak buruk bagi anakan kelinci lainnya yang bersarang di dalam kotak beranak yang sama. Selain itu juga mencegah timbulnya penyakit dari hasil pembusukan tersebut.
Pada awal memelihara kelinci, kami tidak berani memegang anak kelinci yang baru saja lahir karena mitos tersebut. Akan tetapi, kami mendapati setelah beberapa hari kotak beranak (nest box) yang digunakan untuk tempat beranak kelinci timbul bau yang tidak sedap, seperti bau bangkai. Kami penasaran dan memberanikan diri untuk mengambil kotak beranak tersebut untuk memastikan sumber bau tidak sedap tersebut. Setelah disibak dari bulu-bulu induk yang digunakan untuk sarang, ternyata di dalamnya terdapat anakan kelinci yang mati hingga membusuk. Ada juga kaki dari anakan kelinci yang terlilit bulu yang menggumpal akibat pembusukan kelinci mati di dalam kotak. Terpaksa, kami mengambil anak kelinci tersebut dengan berbagai resikonya untuk dibersihkan dari jeratan bulu yang mengganggunya. Ibarat pisau bermata dua: kalau kelinci ini kami pegang takut dimakan atau tidak disusui induknya, akan tetapi kalau tidak dibersihkan dari jeratan bulu kelinci tersebut tidak dapat bergerak dan akan mati juga.
Setelah kami bersihkan dari jeratan bulu, anak kelinci tersebut kami letakkan kembali ke dalam sarang bersama saudara-saudaranya. Kami amati setiap hari, ternyata induk tetap mau menyusuinya. Induk juga tidak memakan anaknya seperti yang orang sampaikan kepada kami.
Pada kelahiran selanjutnya, kami juga selalu memantau anakan kelinci yang baru lahir untuk memastikan anakan dalam kondisi normal dan baik-baik saja. Toh ternyata aman-aman saja. Hal ini berarti, opini memegang anak kelinci yang baru lahir mengakibatkan anakan kelinci dimakan atau tidak disusui induknya tersebut hanyalah MITOS.
Gambar 1. Kelinci terlilit bulu pada kakinya yang sedang dibersihkan |
Gambar 2. Kelinci terlilit bulu yang menyatu dengan sisa kelahiran induk |
Gambar 3. Sisa-sisa kelinci pasca melahirkan |
Saran dari penulis, dalam memelihara kelinci janganlah takut terhadap mitos yang ada. Janganlah takut mencoba atau bereksperimen terhadap sesuatu. Mungkin dalam bereksperimen membutuhkan pengorbanan, akan tetapi jika keberhasilan sudah diraih tentu akan membawa manfaat yang lebih besar. Selamat mencoba.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RUMAH KELINCI MUNTILAN berada di Dusun Tambakan RT 2, Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan, kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Jenis kelinci yang dibudidayakan yaitu hias dan pedaging.
RUMAH KELINCI MUNTILAN berada di Dusun Tambakan RT 2, Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan, kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Jenis kelinci yang dibudidayakan yaitu hias dan pedaging.
Untuk jenis hias, antara lain Rex, Fuzzy
Lop, dan Dutch.
Sedangkan untuk jenis kelinci pedaging
yaitu New Zealand.
Kami menyediakan perlengkapan kelinci, seperti:
1. Pelet kelinci
2. Nipple/
tempat minum kelinci
3. Wadah pakan kelinci
4. Jasa vaksin kelinci
Kami juga menyediakan pupuk padat, pupuk urin kelinci, dan pupuk
organik cair yang sangat cocok untuk pertanian organik untuk kebutuhan
rumah tangga maupun pertanian luas.
Info dan pemesanan barang dapat menghubungi:
CP Owner: 085643092109/ Ridwan
Facebook: https://www.facebook.com/muhammad.n.ridwan
Fanpage Facebook: https://www.facebook.com/RidwansRabbitMuntilan
Mohon mencantumkan nama dan daerah asal bagi yang menghubungi CP/ WA kami.
Terima Kasih
Wah! Sangat bermanfaat! :3
BalasHapusMitos ini masih berkembang dikampung saya. makanya banyak anak kelinci baru lahir tapi malah pada mati lantaran ketidak tahuan informasi. Terima kasih atas informasinya
BalasHapus